Minggu, 28 Maret 2010

Service Mesin Roti di Gedono, sebuah wisata religi yang tak terlupakan.

Kira2 dua tahun yang lalu saya melakukan service mesin roti di
gedono-Jawa Tengah. Sebenarnya pekerjaan service mesin roti di Gedono
adalah tugas dadakan yang diperintahkan kantor untuk memperbaiki mesin
roti
yang rusak. Setelah saya melakukan service mesin roti di
Klaten-Jawa Tengah diantar oleh owner Roti Muntjul, kami melanjutkan
perjalanan ke Gedono dengan mobil pribadi Bpk. Sigit (owner Roti
Muntjul). Setelah sampai di pelataran Gedono kami disambut oleh suster
Cathrine yang baik hati. Kabut tebal dan hawa dingin yang menusuk
tulang menambah indahnya panorama di sekitar pertapaan Gedono yang
asri tersebut. Berhubung hari sudah menjelang malam, pekerjaan service
roti
pun kami tunda keesokan hari. Bpk Sigit segera berpamitan kepada
kami untuk segera pulang ke Klaten. Setelah diantar oleh suster ke
bilik penginapan yang disediakan gratis oleh pihak pertapaan, saya
langsung merebahkan diri ditempat peraduan untuk melepas penat dan
lelah. Malam pun semakin gelap, kucoba melewati malam ini untuk
merenungkan ciptaan sang raja manusia agar menambah rasa syukur di
dalam diri hambaNYA yang lemah ini. Diiringi bunyi jangkrik tak terasa
rasa kantuk menyelemutiku. Hari berganti pagi, saatnya ku mulai
pekerjaan service roti yang tertunda. Sambil melakukan pekerjaan
service mesin roti, saya pun berdiskusi dengan salah seorang biarawati
tentang cara penggunaan,pemeliharaan dan perbaikan mesin roti yang
selama ini mereka lakukan. Tak terasa obrolan kami pun menyentuh
tentang falsafah hidup dan jalan hidup yang mereka anut. Sungguh mulia
dan indah falsafah dan jalan hidup yang mereka anut. Tak terasa tugas
service mesin roti yang saya lakukan telah selesai, setelah itu saya
lanjutkan dengan trial produk roti yang mereka produksi untuk
mengetahui apakah mesin roti yang telah saya service ini sudah sesuai
untuk produk roti mereka. Setelah trial produk dirasa sudah cukup dan
hasilnya sudah sesuai dengan keinginan mereka, saya pun dengan berat
hati berpamitan dengan para biarawati di Gedono. Sebagai suster
pendoa, produksi roti yang mereka lakukan hanyalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka belaka. Selain usaha roti yang mereka geluti,
perkebunan cengkeh yang menciptakan lapangan pekerjaan masyarakat
disekitar pertapaan Gedono pun dapat menjadikan independensi finansial
bagi para biarawati. Tak ketinggalan yogurt yang sangat nikmat
diproduksi oleh tangan terampil para biarawati ini. Dengan konsep
bekerja,hidup dan menolong sesama demi Tuhan, mereka melewati hari
demi hari dengan damai dan penuh dengan doa. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi anda semua.fkr
--

1 komentar:

  1. memang pengalaman yang indah bila kita sejenak melepaskan kepenatan dan rutinitas sehari2 di tempat yang indah itu. roti nya enak lho pak, saya pernah memakannya......karena dibuat dengan penuh cinta kasih dan doa

    BalasHapus