Minggu, 18 Desember 2011

PERAN INTUISI DALAM BISNIS BAKERY


Bisnis bakery di Indonesia bukanlah bisnis yang dipandang sebelah mata saat ini. Lihat saja, perusahaan roti massal, seperti Sari Roti terus berniat mengembangkan bisnisnya di Indonesia dengan membangun pabrik baru yang berteknologi semakin maju. Demikian pula dengan bisnis roti yang berkategori bakery, semakin lama semakin berkembang baik di Indonesia. Diawali dengan gerakan Bread-Talk, kemudian diikuti dengan pemain bakery lainnya. Mereka mulai semangat untuk mengisi peluang pasar industri bakery di Indonesia.

Semakin banyaknya peluang menggiurkan di bisnis bakery, semakin banyak pemain bakery, sehingga semakin tinggi pula persaingan dalam bisnis ini. Menjadi suatu kebutuhan bagi pelaku bisnis untuk tahu kebutuhan pasar sasarannya sehingga bisnisnya menjadi tetap dapat bertahan dalam situasi perekonomian Indonesia saat ini. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen bakery akan menjadi arah dalam membuat produk bakery yang memiliki nilai tinggi agar terus dibeli dan dicari.

Pelaku bisnis bakery yang memiliki pengetahuan dalam bidang bakery sering pula harus berhadapan dengan berbagai persoalan yang memerlukan kepekaan untuk membuat keputusan. Waktu yang mendesak membuat keputusan harus dibuat secepat mungkin dan akurat. Seperti contohnya, selera yang menjadi gaya hidup konsumen dalam mengkonsumsi bakery bisa berubah. Dulu konsumen beli bakery hanya beli untuk dimakan dan atau dibawa pulang. Rasa bakerypun tidak banyak bervariasi. Saat ini, bakery sudah bertambah perannya menjadi produk yang dihadiahkan ke keluarga/kerabat/teman. Perubahan ini membuat produk bakery menjadi lebih bervariasi dalam rasa dan rancangannya. Bahkan lokasi juga menjadi pertimbangan pelaku bakery untuk mengembangkan bisnisnya. Holland bakery menempatkan outlet-outletnya di kanan/kiri jalan karyawan pulang kantor. Hal ini bukan tanpa alasan, namun merupakan strategi jitu untuk menjaring karyawan kantor yang ingin membeli roti selagi pulang ke rumah, lebih praktis, efisien dan hemat waktu.

Kepekaan tinggi mencerminkan tingkat intuisi yang tinggi pula. Intuisi sering disebut sebagai gut/natural feeling, firasat, inner voice atau suara hati. Definisi intuisi banyak dikemukakan oleh peneliti, salah satunya Dane & Pratt (2007) yang secara umum mengemukakan bahwa intuisi berlangsung secara spontan, cepat, tidak sadar (nonconscious) yang mempengaruhi keputusan yang dibuat. Peneliti lain, Klein (2006) mengatakan bahwa intuisi adalah proses kognitif yang terjadi secara instan. Pada saat seseorang dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan keputusan secara cepat, maka pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki akan membentuk pola yang sudah tidak asing baginya untuk membuat keputusan sebagai tindakan (action) yang harus dilakukannya. Otak kanan (right brain) yang kreatif lebih dominan bekerja dalam proses intuisi.
Oleh karena itu, seorang pelaku bisnis bakery yang sering berinteraksi dengan pasar sasarannya akan memiliki tingkat ketajaman intuisi lebih tinggi dibandingkan pelaku bisnis yang hanya duduk dibelakang meja kantornya.

Pada jaman sekarang ini, dimana persaingan semakin meningkat, sudah tidak cocok lagi digunakan pendekatan pembuatan produk bakery hanya karena kemauan pelaku bisnis sebagai penjual bakery belaka, namun seharusnya juga mampu memahami kebutuhan dan keinginan pasar. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pasar tersebut, diperlukan tingkat intuisi yang tinggi. Bagaimana cara meningkatkannya? Beberapa tips praktis ini bisa digunakan oleh pelaku bisnis untuk meningkatkan intuisi, yakni:
  • Sering-seringlah berinteraksi dengan konsumen segmen pasar yang menjadi target kita.
  • Longgarkan struktur formal yang mungkin menjadi bagian dari keseharian usaha kita. Struktur informal memberikan kondisi suasana kerja yang mendorong kerja otak kanan. Otak kanan lebih berperan dalam proses intuisi.
  • Beri waktu rilaks dalam keseharian rutinitas kehidupan kita. Misalnya dengan melakukan jalan pagi setiap pagi/sore atau mendengarkan musik. Sering terjadi bahwa sebuah keputusan timbul saat kita rilaks. Jangan lupa ”Eureka” diucapkan Archimedes saat sang ilmuwan berendam dalam bak mandinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar